Friday, 18 January 2019

Makalah Deteksi dan pencocokan fitur


KATA PENGANTAR


Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas izin, rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah dengan judul “DETEKSI DAN PENCOCOKAN FITUR” ini disusun dengan tujuan untuk melengkapi tugas individu untuk mata kuliah Computer vision. Melalui makalah ini, saya berharap agar saya dan pembaca mampu mengenal lebih jauh tentang deteksi dan pencocokan fitur.

Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu saya dalam proses penyusunan makalah ini khususnya kepada dosen Computer vision, yaitu Yuyun Aniza S.PD.I. yang bersedia membimbing dan mengarahkan saya dalam penyusunan makalah ini.

Saya berharap agar makalah yang telah saya susun ini dapat memberikan inspirasi bagi pembaca dan penulis yang lain. Saya juga berharap agar makalah ini menjadi acuan yang baik dan berkualitas.
Kebumen,3 Januari 2019
Penyusun

3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Computer Vision Adalah untuk menduplikasikan kemampuan mata manusia baik  dalam hal penangkapan/perekaman citra,analisa citra ataupun dalam pemahaman citra untuk diterapakan dalam sebuah mesin atau komputer. Perkembangan teknologi, terutama di bidang dunia digital, membawa perubahan cukup besar. Salah satunya dengan adanya digitalisasi data citra. Selain di bidang teknologi, pengolahan citra juga dimanfaatkan sebagai pengenalan pola yang memiliki banyak manfaat untuk membantu pekerjaan manusia.
B.   Tujuan

1.    Untuk mengetahui apa itu Deteksi dan pencocokan fitur
2.    Meningkatkan ilmu computer vision dan applikasi.

C.  Pembatasan Masalah

Pada makalah ini masalah yang dibahas akan dibatasi pada :
1.    Pengertian Deteksi dan pencocokan fitur.
2.    Pendekatan yang digunakan pada Deteksi dan pencocokan fitur.

4


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Deteksi dan pencocokan fitur

Berbagai fitur pendeteksi dan pendeskripsi dapat digunakan untuk menganalisa, menggambarkan dan mencocokkan gambar: (a) operator yang menarik seperti titik (Brown, Szeliski, dan Winder 2005) c 2005 IEEE; (b) operator yang tertarik pada kawasan (Matas, Chum, Urban et al. 2004) c 2004 Elsevier;

(c) tepian (Elder dan Goldberg 2001) c 2001 IEEE; (D) garis lurus (Sinha, Steedly, Szeliski et al. 2008) c 2008 ACM. 4.1 Poin dan tambalan
         Fitur titik dapat digunakan untuk menemukan seperangkat lokasi yang jarang di berbagai usia, sering sebagai pra-kursor untuk pose kamera komputasi , yang merupakan prasyarat untuk menghitung kumpulan korespondensi yang lebih padat menggunakan pencocokan stereo . Korespondensi seperti itu juga dapat digunakan untuk menyelaraskan gambar yang berbeda, misalnya, ketika menjahit mosaik gambar atau melakukan stabilisasi video . Mereka juga digunakan secara luas untuk melakukan contoh objek dan pengenalan kategori . Keuntungan utama dari keypoints adalah bahwa mereka memungkinkan pencocokan bahkan di hadapan kekacauan (oklusi) dan perubahan skala besar dan orientasi.                        


Teknik korespondensi berbasis fitur telah digunakan sejak masa awal stereo.





 









Gambar 4.2 Dua pasang gambar yang akan dicocokkan. Apa jenis fitur yang mungkin digunakan untuk menetapkan sekumpulan korespondensi antara gambar-gambar ini?


pencocokan (Hannah 1974; Moravec 1983; Hannah 1988) dan baru-baru ini memperoleh pop-ularitas untuk aplikasi gambar-jahitan (Zoghlami, Faugeras, dan Deriche 1997; Brown dan Lowe 2007) serta pemodelan 3D otomatis penuh (Beardsley, Torr, dan Zisserman 1996; Schaffalitzky dan Zisserman 2002; Brown dan Lowe 2003; Snavely, Seitz, dan Szeliski 2006).


5
B.   Pedekatan Deteksi dan pencocokan fitur

Ada dua pendekatan utama untuk menemukan poin fitur dan korespondensi mereka. Yang pertama adalah untuk menemukan fitur dalam satu gambar yang dapat secara akurat dilacak menggunakan teknik pencarian lokal, seperti korelasi atau kuadrat terkecil . Yang kedua adalah secara independen mendeteksi fitur di semua gambar yang sedang dipertimbangkan dan kemudian mencocokkan fitur berdasarkan penampilan lokal mereka (Bagian . Pendekatan sebelumnya lebih cocok ketika gambar diambil dari sudut pandang terdekat atau dalam suksesi cepat (misalnya, urutan video), sedangkan latel lebih cocok ketika sejumlah besar perubahan gerak atau tampilan diharapkan, misalnya, dalam menyatukan panorama (Brown dan Lowe 2007), membuat korespondensi dalam baseline stereo yang luas (Schaffalitzky dan Zisserman 2002), atau melakukan pengenalan objek (Fergus, Perona, dan Zisserman 2007).ada dua permasalahan berkaitan dengan pendekatan ini:
·        Range nilai suatu citra,asumsikan,0<x<N-1,0<x<M-1akan tidak terlalu cukup lebar untuk pengalaman oleh fungsi F.Untuk contoh ,jika suatu rotasi 90dilakukan pada suatu citra,berpusat pada titik pusat citra tersebut,asumsikan bahwa citra tersebut memiliki ascpet ratio yang tidak sama dengan 1:1,maka bagian dan puncaknya pada screen,dan citra yang dihasilkan akan tidak cukup lebar untuk menyesuaikan dengan layar tampilanya (screen).masalah lebar berarti bahwa kordinart-kordinart original(x,y) harus didefinisikan diluar jangkauan screen(screen rangge).
·        Kita akan membutuhkan nilai grey-level yang baru untuk masing-masing (x’,y’) yang lebih tepat dari pada posisi (x,y).oleh karena itu kita membetuhkan suatu fungsi yang diberikan pada posisi new array dan old array .
C.   Macam-Macam Metode Deteksi
A. Sobel

Metode ini mengambil prinsip dari fungsi laplace dan gaussian yang dikenal sebagai fungsi untuk membangkitkan HPF, dan kelebihan dari metode sobel ini adalah mengurangi noise sebelum melakukan perhitungan deteksi tepi.



B. Prewitt

Metode Prewitt merupakan pengembangan metode robert dengan menggunakan filter HPF yang diberi satu angka nol penyangga. Metode ini mengambil prinsip dari fungsi laplacian yang dikenal sebagai fungsi untuk membangkitkan HPF.
      C. Laplace

Metode Laplace adalah metode transformasi yang digunakan untuk penyelesaian persamaan diferensial.



D. Robert

Metode Robert adalah nama lain dari teknik differensial pada arah horisontal dan differensial pada arah vertikal, dengan ditambahkan proses konversi biner setelah dilakukan differensial. Maksud konversi biner adalah meratakan distribusi warna hitam dan putih.

 6

D.   Algoritma Yang digunakan pada metode Sift Antara lain :
1.     Scale Space Extreme Detection
Dimisalkan ada sebuah pohon dan ingin dipisahkan antara lain daun ,batang,ranting,dll dengan sengaja.untuk memisahkan tersebut harus diberikan rinci rincian masing-masing agar tidak tertukar . Pada hal ini digunakan Gaussian Blur (dibuktikan secara matematik, dan didukung beberapa alasan yang menguatkan).

SIFT membutuhkan ruang skala ke tingkat berikutnya. Dimisalkan diambil sebuah gambar asli dan menghasilkan semakin kabur keluar gambar, kemudian ukurannya diubah menjadi setengah dari ukuran semula dan terus berulang sampai 4 octave atau 4 tahap.

Fungsi yang digunakan adalah gaussian blur :
(      )     (       )   (    ).......................................(1)

Dengan menggunakan ruang skala, dihitung perbedaan antar 2 ruang skala berturut – turut. Kemudian menggunakan different of gaussian untuk mengeliminasinya.






Gambar 1 Eliminasi menggunakan Different of Gaussian
Pada gambar tersebut hanya diterapkan untuk satu octave. Hal yang sama dilakukan untuk semua octave danakan menghasilkan gambar DoG dari berbagai ukuran. Konsep pendekatannya dua gambar berturut – turut dalam satu octave dipetik dan dikurangi dari yang lain. Kemudia pasangan selanjutnya berturut – turut diambil, dan proses berulang terus. Hal ini dilakukan untuk semua octave.

2.     Keypoint localization

Setelah menghasilkan ruang skala kemudian digunakan untuk menghitung different of Gaussian dan dilanjutkan menghitung laplacian of Gaussian dengan hasilnya adalah menghasilkan titik titik atau point. [3][6][9]

Selanjutnya adalah mencari maxima / minima dalam gambar Dog (Different of Gaussiant). Langkahnya adalah menemukan titik maxima / minima yang kasar dulu. Caranya dengan melewati setiap pixel dan diperiksa tetangganya.







Gambar 2 : Menentukan Titik maxima dan minima untuk keypoint

Pada gambar diatas x menandai pixel, dan lingkaran hijau menandai tetangga. Dengan cara ini, total 26 cek tetangga yang dibuat. X adalah sebagai “key point” jika itu adalah yang terbesar atau paling tidak dari 26 tetangga sekitar titik tersebut. Sedangkan untuk yang putih atau kosong tidak cukup diperbandingkan jadi hanya dilewatkan saja, secara matematis, dapat dirumuskan seperti ini :
( )





...........................(2)




3.     Orientation Assigment

Setelah mendapatkan keypoint hasil seleksi, Hal berikutnya adalah menetapkan orientasi kepada setiap keypoint. Langkahnya adalah dengan mengumpulkan arah gradient dan besaran sekitar setiap keypoint. Kemudian diketahui orientasi yang paling menonjol di wilayah keypoint tersebut. [6]






Gambar 3 : Keypoint dan Orientasinya

Untuk mendapatkan orientasi tersebut digunakan fungsi berikut :


(3)

4.     Keypoint Descriptor

Tahap ini menjadi langkah akhir dari algoritma SIFT setelah memiliki orientasi dan keypoint, langkah selanjutnya membuat descriptor atau sidik jari untuk setiap keypoint.[6][9] yang berfungsi untuk mengidentifikasi setiap keypoint.

Untuk mempermudah peritungan harus dihasilkan keypoint yang sangat unik. Untuk melakukan ini, ambil jendela area 16 atau 4 x 4 di sekitar keypoint tersebut. Area 16 ini masing masing kotak dibagi lagi menjadi enam belas jendela 4 x 4.





Gambar 4 : Penentuan Descriptor Keypoint




Setiap orientasi gradien di kisaran 0-44 derajat menambah bin pertama. 45-89 menambah bin berikutnya. Dan jumlahnya akan ditambahkan ke bin tergantung pada besarnya gradient. Gradient yang jauh dari keypoint akan menambah nilai yang lebih kecil untuk histogram. Fungsinya adalah :
(        )        (        )  (     (        ))..................(4)



7























E.    Sebutkan Teknik Deteksi Tepi
Terdapat beberapa teknik yang digunakan untuk mendeteksi tepi, antara lain (Munir, 2004) :

1. Operator gradien pertama, contoh beberapa gradien pertama yang dapat digunakan untuk mendeteksi tepi di dalam citra, yaitu operator gradien selisih-terpusat, operator Sobel, operator Prewitt, operator Roberts, operator Canny.

2. Operator turunan kedua, disebut juga operator Laplace. Operator Laplace mendeteksi lokasi tepi khususnya pada citra tepi yang curam. Pada tepi yang curam, turunan keduanya mempunyai persilangan nol, yaitu titik di mana terdapat

pergantian tanda nilai turunan kedua, sedangkan pada tepi yang landai tidak terdapat persilangan nol. Contohnya adalah operator Laplacian Gaussian, operator Gaussian.

3.     Operator kompas, digunakan untuk mendeteksi semua tepi dari berbagai arah di dalam citra. Operator kompas yang dipakai untuk deteksi tepi menampilkan tepi dari 8 macam arah mata angin yaitu Utara, Timur Laut, Timur, Tenggara, Selatan, Barat, Barat Daya, dan Barat Laut. Deteksi tepi dilakukan dengan mengkonvolusikan citra dengan berbagai mask kompas, lalu dicari nilai kekuatan tepi (magnitude) yang terbesar dan arahnya. Operator kompas yang dipakai untuk deteksi tepi menampilkan tepi dari 8 macam arah mata angin, yaitu Utara, Timur Laut, Timur, Tenggara, Selatan, Barat, Barat Daya, dan Barat Laut.
F.    Pengertian Poin Hilang
Dalam banyak adegan, garis-garis penting secara struktural memiliki titik hilang yang sama karena paralel dalam 3D. Contoh garis tersebut adalah pinggiran bangunan horizontal dan vertikal, zebra cross, rel kereta api, tepi furnitur seperti meja dan meja rias, dan tentu saja, pola kalibrasi di mana-mana .

















8






G.   Deteksi persegi panjang

Setelah set titik hilang yang saling orthogonal telah terdeteksi, sekarang menjadi mungkin untuk mencari struktur persegi panjang 3D pada gambar (Gambar 4.47). Selama dekade terakhir, berbagai teknik telah dikembangkan untuk menemukan persegi panjang seperti itu, terutama berfokus pada adegan arsitektur (Koseckˇa dan Zhang 2005; Han dan Zhu 2005; Shaw dan Barnes 2006; Micuˇsˇ`ık, Wildenauer, dan Koseckˇa´ 2008; Schindler, Krishnamurthy, Lublinerman et al. 2008).

Setelah mendeteksi arah menghilang ortogonal, Koseckˇa dan Zhang (2005) memperbaiki persamaan garis pas, mencari sudut di dekat persimpangan garis, dan kemudian memverifikasi persegi panjang hy-potheses dengan meluruskan tambalan yang sesuai dan mencari dominan tepi hori-zontal dan vertikal (Gambar 4.47a – b). Dalam tindak lanjut pekerjaan, Micuˇsˇ`ık, Wildenauer, dan Koseckˇa´ (2008) menggunakan bidang acak Markov (MRF) untuk menyatukan antara hipotesis persegi panjang yang berpotensi over-lapping. Mereka juga menggunakan algoritma sapuan bidang untuk mencocokkan persegi panjang antara pandangan yang berbeda (Gambar 4.47d-f).

Pendekatan yang berbeda diusulkan oleh Han dan Zhu (2005), yang menggunakan tata bahasa potensial bentuk persegi panjang dan struktur bersarang (antara persegi panjang dan titik hilang) untuk menyimpulkan kemungkinan besar penugasan segmen garis menjadi persegi panjang (Gambar 4.47c).




9






















BAB III

PENUTUP

A.   KESIMPULAN
Computer Vision Adalah untuk menduplikasikan kemampuan mata manusia baik  dalam hal penangkapan/perekaman citra,analisa citra ataupun dalam pemahaman citra untuk diterapakan dalam sebuah mesin atau komputer. Perkembangan teknologi, terutama di bidang dunia digital, membawa perubahan cukup besar. Salah satunya dengan adanya digitalisasi data citra. Selain di bidang teknologi, pengolahan citra juga dimanfaatkan sebagai pengenalan pola yang memiliki banyak manfaat untuk membantu pekerjaan manusia.
B.   Kritik dan Saran

Untuk kemajuan teknologi computer maka diharapkan agar perkembangan computer kedepan mampu mengubah pola fikir dan menjadikan masyarakat Indonesia menjadi manusia yang kreatif dan inovatif. Serta tumbuhnya kratifitas hingga menghasilkan suatu karya yang berguna bagi manusia.

Diharapkan dengan adanya teknologi computer dapat dimanfaat sesuai dengan kegunaan sebenarnya yang mampu mempercerdas bangsa bukannya unutk menghancurkan moral-moral bangsa.

10




DAFTAR PUSTAKA







3.     Computer vision dan pengolahan citra;-ed.I.-Yogyakarta ;andi.

4.     http://szeliski.org/Book/.









11



















12




















































No comments:

Post a Comment

PROSEDUR KESELAMATAN KERJA DALAM MERAKIT PC

  PROSEDUR KESELAMATAN KERJA DALAM MERAKIT PC Hal-hal yang perlu di perhatikan adalah sebagai berikut:    1. Pastikan tangan dalam kondi...